Cinta Bahasa Indonesia

Cinta Bahasa Indonesia

Sabtu, 09 November 2013

Dongeng



Pengertian
Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadian-kejadian aneh di zaman dahulu. (KBBI)

Jenis Dongeng
1.  Legenda
Legenda adalah cerita yang berhubungan dengan keajaiban alam, biasanya menceritakan tentang asal usul suatu daerah, tempat, dan benda.
Contoh: Danau Toba, Tangkuban Perahu, dll.

2.  Mitos
Mitos adalah cerita tentang makhluk halus/dewa-dewi dan erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat.
Contoh: Nyi Roro Kidul, dll.

3.  Sage
Sage adalah cerita lama yang mengandung unsur-unsur sejarah.
Contoh: Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, Caadara, dll

4.  Fabel
Fabel adalah cerita binatang yang berperilaku seperti manusia, mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan buruk.
Contoh: Si Kancil, Kera dan Kura, dll.

5.  Wiracarita
Wiracarita adalah cerita yang pelaku utamanya adalah seorang ksatria yang gagah berani, pandai berperang, dan selalu memperoleh kemenangan. Seringkali dinyatakan dalam bentuk syair.
Contoh: Ramayana Mahabrata

6.  Pelipur lara
Pelipur lara adalah cerita yang bermaksud menghibur orang yang sedang sedih, terutama kaum remaja yang sedang terkena asmara. Ceritanya penuh dengan lukisan yang romantik.
Contoh: Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Belalang, Abu Nawas, dll.

Ciri Khas Dongeng
1.     Hal yang mustahil (irasional),
2.    Latar waktu yang mengacu pada zaman dahulu kala,
3.    Latar tempat yang secara geografis tidak jelas (misalnya negeri antah berantah).
4.    Terdapat tokoh bukan manusia, baik binatang maupun mahluk gaib (raksasa, jin, atau dewa-dewi, dll)

Unsur Intrinsik
1.  Tema
Tema adalah ide pokok yang mendasari cerita/inti cerita.

2.  Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang melalui cerita yang ditulisnya.

3.  Penokohan dan Perwatakan
Penokohan adalah penciptaan citra tokoh dalam karya sastra.
Perwatakan Sifat tokoh
Penggambaran Karakter
a.    Karakterisasi naratif
Karakterisasi dari tokoh dituliskan langsung oleh penulis atau narator.
b.    Karakterisasi dramatik
Karakterisasi tokoh yang dapat terlihat dari:
- penampilan fisik karakter,
- cara berpakaian,
- kata-kata yang diucapkannya,
- dialognya dengan karakter lain,
- pendapat karakter lain, dsb

4.  Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang tersusun berdasarkan kronologi tertentu sehingga menghasilkan cerita. Alur dibagi menjadi tiga, yakni:
-      Alur maju
-      Alur mundur
-      Alur campuran

Plot
Plot adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah alur cerita. Plot meliputi beberapa tahap, yaitu:
a.    Perkenalan/Pengantar
Perkenalan/pengantar adalah bagian cerita yang berupa lukisan, waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita.
Contoh:
Seekor singa sedang tertidur dengan lelapnya di dalam hutan belantara. Kepalanya yang besar, bersandar pada telapak kakinya.Seekor tikus kecil secara tidak sengaja berjalan di dekatnya.

b.    Penampilan Masalah/Komplikasi
Penampilan masalah/komplikasi adalah bagian yang menceritakan masalah yang dihadapi pelaku cerita atau tahap awal munculnya konflik.
Contoh:
Setelah tikus sadar, tikus menjadi takut dan berlari. Karena ketakutan tikus malah berlari dihidung singa. Singa terbangun dan marah lalu menangkap tikus dengan cakarnya yang besar.

c.    Klimaks
Puncak ketegangan/klimaks adalah masalah dalam cerita yang sudah gawat, konflik telah memuncak.
Contoh:
Suatu hari, ketika singa mengintai mangsa, singa tertangkap oleh jala yang ditebar pemburu. Karena tidak dapat membebaskan diri, ia mengaum dan marah ke seluruh hutan.

d.    Antiklimaks/ketegangan menurun
Antiklimaks adalah masalah yang berangsur-angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang. Terdapat jalan keluar dari masalah.
Contoh:
Tikus mendengar auman singa, dengan cepat ia menuju ke arah singa dan mendapati singa di dalam jala. Tanpa diminta tikus menggigit tali besar yang menahan jala sampai putus. Akhirnya singa dapat dibebaskan.

e.    Penyelesaian
Masalah telah diatasi atau diselesaikan.
Contoh: “Engkau tertawa ketika aku berkata akan membalas perbuatan baikmu kelak ,” kata sang tikus. “Sekarang engkau lihat, bahwa walaupun aku kecil, seorang tikus pun dapat juga menolong seekor singa yang besar.” -Singa dan Tikus -

5.  Latar

Tempat, waktu, suasana yang terdapat dalam cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar